Untuk suatu jangka masa yang
cukup panjang aku pernah berpikir bahwa pengkhianatan adalah sebuah hal yang
paling menakutkan dalam sebuah hubungan. Dikhianati rekan kerja, saudara,
sahabat, apalagi pasangan, rasanya adalah sebuah hal sangat menakutkan yang
bisa terjadi dalam hubungan dua anak manusia.
Sejujurnya, membayangkannya saja
sudah pasti membuat enggan. Seseorang yang menghabiskan banyak waktunya
denganmu, tiba-tiba berbalik arah meninggalkanmu, mengkhianatimu, demi sesuatu
atau seseorang yang ingin dia capai.
Lalu belakangan, setelah menonton
Because This is My First Life dan Extraordinary Couple, aku menyadari ada satu
hal yang lebih menakutkan dibanding sekedar sebuah pengkhianatan; hubungan
yang mendingin.
Sebuah perasaan dimana kau tidak
lagi merasakan gairah apapun ketika menjalani hubungan dengan seseorang, sebuah
perasaan dimana segala sesuatu berjalan terlalu normal karena kalian sudah
sangat terbiasa satu dengan lainnya, sebuah perasaan dimana kau tak bisa berpisah bukan karena kau
ingin bersamanya, tapi karena kalian sudah terlalu lama.
Aku menyadari bahwa banyak sekali
pasangan yang berjalan dalam waktu lama tapi tidak lagi didasari oleh cinta
yang menggebu. Segala sesuatu yang tersisa hanyalah kebiasaan. (Btw menurutku cinta yang menggebu itu bukan sebuah kesalahan,
selama ia stabil adanya dan berhasil dikendalikan)
“Aku sudah terbiasa bersama-sama
dengannya.”
“Kami udah pacaran 5 tahun, kan
lucu kalau kami putus hanya karena aku ga berdebar-debar lagi ketika berada di
dekatnya.”
“Aku udah malas nyari yang lain,
udah banyak juga yang kenal sama dia, yang tau kalo kami udah lama pacaran.”
"Dia yang selama bertahun-tahun ini menemaniku."
"Dia yang selama bertahun-tahun ini menemaniku."
“Semua temanku udah kenal sama
dia, dia juga udah sering kubawa ke keluargaku.”
“Nanti takutnya kalau kami putus
malah dapat yang lebih ga baik dari dia, sama aja.”
Banyak sekali hubungan yang
berakhir karena terlalu banyak pertengkaran yang terjadi, dan bagian yang
paling menyedihkan adalah, mereka bahkan tak ingat lagi hal apa yang memicu
pertengkaran tersebut, sangkin seringnya
bertengkar.
Saat salah satu dari mereka
memberanikan diri untuk memicu pembicaraan agar bersepakat untuk berpisah,
perpisahan pun terjadi.
Yes!
Umumnya hubungan yang mendingin
akan berakhir seperti ini.
Satu pihak ingin berpisah, tapi
ragu apakah ini adalah jalan yang terbaik, ragu akankah dia tidak menyesali
keputusan ini. Lalu apa yang dia lakukan? Menunggu. Menunggu sampai pasangannya
yang mengatakan terlebih dahulu mengenai perpisahan itu.
Sehingga ketika pasangannya sudah
mengatakan lebih dulu, dia bisa lebih mudah mengatakan “iya.” Jelas saja, dia
sendiri sudah memikirkan kemungkinan itu sejak lama.
Nah, berdasarkan statistika, dari
100% pasangan berpacaran yang berpisah, 86% di antaranya akan memilih untuk
kembali bersama. Mengapa? Mostly, ya karena
kebiasaan yang kusampaikan sebelumnya. Percaya atau tidak, sebuah hubungan akan
membentuk pola hidup. Dan mau atau tidak, secara tidak sadar kita sudah terbiasa
dengan pola hidup itu.
“Biasanya kalau hari Minggu kami
Ibadah bareng-bareng.”
“Biasanya kalau hari Jumat dia jemput
aku dari kantor terus kami makan malam bareng.”
“Biasanya kalau jam 12 siang dia
ngirim foto menu makan siangnya hari ini.”
“Biasanya kalau aku perlu
ngurus-ngurus sesuatu dia yang nganterin.”
Dan biasanya-biasanya lainnya.
Nah, saat pola hidup kita
seketika berubah dengan berakhirnya hubungan ini, kita merasa tidak nyaman. Kita
rindu dengannya, dengan dia yang sudah merusak pola yang membuat kita terbiasa
ini. Tunggu. Mungkin kita tidak rindu dengannya, tapi kita rindu kembali ke pola
hidup yang bisa membuat kita keluar dari ketidaknyamanan ini.
Saat itulah, kita memilih
kembali.
Nah, dari 86% pasangan berpisah
yang memilih untuk kembali bersama ini, biasanya hanya 3% yang bertahan.
97% sisanya? Ya berpisah lagi.
Mengapa?
Karena kabel putus yang disambung kembali biasanya hanya akan menjadi sumber korslet semata.
Tapi kan masih ada kemungkinan 3% untuk bertahan May.
Ya, benar.
Tapi tau ga? Mostly dari 3% pasangan ini juga tidak lagi menjalani hubungan
dengan leluasa. Mereka merasa canggung dan sangat berhati-hati akan segala
sesuatu. Rasanya seperti sedang berjalan di sebuah lapisan es yang tipis. Mereka
tidak lagi bertengkar; atau bahkan memilih berbohong kepada pasangannya asalkan
mereka tidak bertengkar, asalkan mereka terlihat damai. Mereka tidak
lagi menegur satu sama lain tentang kebiasaan atau karakter pasangannya yang
tidak mereka sukai, yang menurut mereka tidak baik. Mereka tidak lagi berdebat
walaupun mereka tidak setuju, mereka lebih mudah mengiyakan sesuatu yang tidak
mereka sukai (asalkan pasangannya suka), mereka tidak lagi mengutamakan
kebahagiaannya. “Yang penting kami tidak berdebat. Yang penting kami tidak
bertengkar.” Itulah kalimat yang mereka sampaikan kepada dirinya sendiri.
Mereka terus berusaha menepikan apa yang disebut hati nurani.
Sederhananya, mereka telah berhenti menjadi dirinya sendiri.
Dan saat itulah, hubungan itu
kembali dingin.
Sebuah hubungan yang sehat
haruslah diisi dengan perdebatan; didengarkan dan mendengarkan, ditolak dan
menolak, disetujui dan menyetujui. Sebuah hubungan yang sehat haruslah juga memperjuangkan
kebahagiaan pribadi, bukan hanya kebahagiaan pasangan. Saat kau berjuang
membuatnya bahagia, tapi kau sendiri sengsara, itu bukanlah kebahagiaan. Kebahagiaan
dalam sebuah hubungan disebut kebahagiaan jika keduanya bahagia, jika keduanya
memiliki gairah untuk menjalin hubungan dan melangkah ke arah yang lebih
serius.
Dan percayalah, hubungan yang
seperti ini sama sekali tidak menyenangkan.
Tidak lagi polos, tidak lagi
leluasa, yang ada malah terlalu penuh dengan kehati-hatian.
Tidak ada lagi yang ingin
berdebat, tidak ada lagi yang ingin bertengkar, semuanya menyimpan baik-baik
perasaan tidak suka, tidak setuju, perasaan kesal itu di dalam hatinya.
Tidak ada lagi yang ingin memicu
sebuah diskusi serius tentang perasaan
masing-masing.
Tidak ada lagi yang berani
mengutarakan apa yang benar-benar dia inginkan, betapa kecewanya dia, betapa
bersedihnya dia, betapa dia merasa sedang berjuang sendiri agar hubungan ini
tetap bertahan. (Ngomong-ngomong, ini seringkali terjadi; merasa bahwa ia berjuang
sendiri, sementara pasangannya tidak peduli sama sekali)
Segalanya terlihat baik-baik saja; segalanya terlihat hangat, bahkan terlihat jauh lebih hangat daripada sebelumnya.
Padahal sebenarnya ada hati yang merana, ada hati yang tidak percaya, ada hati yang merasa tidak berdaya.
Ada bibir yang terus berujar cinta, padahal hati penuh gelisah karena ia pun tak seutuhnya yakin tentang rasa.
Ada bibir yang selalu menebar tawa, tapi mata tak bisa sembunyikan lara.
Semua yang terlihat hangat itu hanya pura-pura.
Segalanya terlihat baik-baik saja; segalanya terlihat hangat, bahkan terlihat jauh lebih hangat daripada sebelumnya.
Padahal sebenarnya ada hati yang merana, ada hati yang tidak percaya, ada hati yang merasa tidak berdaya.
Ada bibir yang terus berujar cinta, padahal hati penuh gelisah karena ia pun tak seutuhnya yakin tentang rasa.
Ada bibir yang selalu menebar tawa, tapi mata tak bisa sembunyikan lara.
Semua yang terlihat hangat itu hanya pura-pura.
Mengapa?
Karena jika perdebatan,
pertengkaran, atau diskusi serius itu terjadi, segala sesuatunya akan hancur. Tidak
ada lagi yang tersisa. Sama sekali tidak, kecuali luka yang menganga lebih
lebar dan dalam.
Menyedihkan bukan jika menjalani hubungan dalam kesengsaraan dan dilemma,
merasa seperti berjalan di atas lapisan es yang tipis sepanjang waktu, dan
mirisnya tak tahu akan sampai kapan?
Hubunganmu saat ini bagaimana?
Hubungan yang mendingin atau
penuh kehangatan dan cinta?
Jika kau terjebak dalam hubungan
yang dingin, coba pikirkan baik-baik. Mungkin memang penting untuk mengakhiri
semua ini. Mengakhiri semua dilemma dan kesengsaraan ini.
Aku bukan sedang menyuruhmu
putus. Bukan. Tapi coba pikirkan matang-matang.
Kehangatan sejati bukanlah sesuatu yang bisa kau reka-reka.
Keharmonisan bukanlah keharmonisan jika kau terlalu mengusahakannya.
Kemesraan bukanlah kemesraan jika kau terlalu mengumbarnya.
Keharmonisan bukanlah keharmonisan jika kau terlalu mengusahakannya.
Kemesraan bukanlah kemesraan jika kau terlalu mengumbarnya.
Ke depannya, jangan hanya belajar
untuk tidak mengkhianatinya, untuk tetap bertahan menjalani hubungan dengannya. Tapi
belajarlah juga untuk tetap ada di luar zona “dingin” itu. Belajarlah membuat
segala sesuatunya bisa tetap terasa hangat dan mendebarkan, bahkan jika waktu
telah berlalu begitu lama.
Sekali lagi, kehangatan sejati bukanlah sesuatu yang bisa kau reka-reka.
Sekali lagi, kehangatan sejati bukanlah sesuatu yang bisa kau reka-reka.
Kau pantas untuk tetap bahagia.
Yang ini, aku juga belum belajar,
soalnya belum ada pasangannya. Hahaha.
--
Percayalah.
Hubungan yang dingin dengan Tuhan
sebenarnya paling menyebabkan kesengsaraan dan dilemma, hanya tidak semua orang
mampu menyadari kesedihannya.
Tp kan kak may, aku kadang bingung. My partner, orgnya sangat baik and he never mad at me. Krn itulah aku merasakan hubungan yg 'dingin' itu, kadang aku mau marah jd ga enakan, mau utarakan ini itu jd ga enak. pada awalnya aku pikir ini ga akan baik untukku. Krn whatever i did, dia tetap sabar. Tp setelah ku renungkan lg, dmn lg aku bisa dpt pasangan yg spt ini? Selama 21 bulan kami pacaran, bisa hitung jari berantanmya kak, itupun bukan berantam hebat. That's why i feel like ini hubungan yg membosankan hahaha. Tp lagi2, 'dia org baik, byk org yg malah mendambakan dia'. Well, ku jalani lah sampai detik ini kak. Kadang aku enjoy, kadang biasa aja, yahhhhh ku pikir bumbu2 dlm hubungan hahaha. Yg terutama, dia cinta Tuhan kak ❤❤
ReplyDeleteNah utk kasus ku ini gmn kak may? Hahaa krn aku kadang2 bingung di buatnya.
DeleteDe, you have to tell him about your feelings.
DeleteGimana kamu juga mau dikasi masukan, 'dimarahin', dlsb.
Hubungan yg baik itu bukan karena ga pernah berantem dlsb, tp gimana kita bisa jadi diri kita sendiri.
Berani mengungkapkan apa yg kita rasakan, berani mengutarakan apa yg kita harapkan, gimana bukan cuma dia yg memberi dampak ke hidup kita, tp kita jg memberi dampak ke hidup mereka.
Pacarmu sekarang, kulihat mmg baik kali.
Hahaha
Dia rasanya sangat dewasa dan ga menuntut apa-apa 😂
Kalau menurutku hubungan kalian bukan dingin de, tapi aman 😂
I love u kak may wkwkwkwkwk kk ga ada niat mau jd psikolog? Hahaha
DeleteAda kali sih de hahaha
DeleteTapi lulusnya di Ilkom 😂😂
Biarlah psikolog itu jadi bakat terpendam aja wkwkk