“You don’t need to be a superhero to get the girl. The right
girl will bring a hero in you.”
- Deadpool, 2016
- Deadpool, 2016
Aku baru saja selesai mandi setelah menjalani malam ini
dengan menonton sebuah film berjudul Deadpool yang entah kenapa tiba-tiba
tersimpan di laptop pribadiku. Tagline di atas sungguh sangat menarik,
tentunya. Suddenly I realize that I will be a heroine for a man, someday.
Setiap laki-laki akan menjadi seorang pahlawan untuk satu orang perempuan,
dia yang mampu menyentuh dan membawa keluar sisi kepahlawanan dari laki-laki
tersebut.
Sebelumnya aku minta maaf kalau menggunakan istilah
“laki-laki” dan “perempuan” disini dan bukannya “pria” dan “wanita” – walau
sebenarnya aku lebih suka menggunakan itu – karena seorang pembicara pernah
bilang frasa “pria” dan “wanita” itu tidak Alkitabiah. Ah sudahlah, itu hanya
perkara semantik.
Masalahnya, bagaimana caranya menemukan perempuan yang tepat
itu? Atau lebih tepatnya – agar lebih bermanfaat bagi semua
gender – bagaimana caranya menemukan orang yang tepat?
Sebelumnya (lagi), tulisan ini hanya pendapat pribadi, cukup
dibaca untuk menjadi referensi dan menemukan rumusan atau perenungan sendiri,
karena tidak ada standar yang tepat untuk mengukur keakuratan tulisan ini.
Hahaha.
Langkah pertama dalam menemukan orang yang tepat adalah
mengenali dirimu sendiri. Mengenali diri bukan berbicara tentang mengingat
siapa namamu, dari mana asalmu, apa status terakhir di akun facebook-mu, or so
on. Mengenali dirimu adalah tentang benar-benar tahu apa yang kau inginkan,
lalu kemudian mengerucutkannya menjadi hal-hal yang kau butuhkan (karena
menurutku kedewasaan bukan berbicara tentang memiliki keinginanmu, tetapi
memiliki kebutuhanmu). Kenali dirimu. Kenali potensimu. Kenali kelemahanmu.
Kenali mimpimu. Kenali apa yang ingin kau capai dalam hidup ini. Kenali cara
berpikirmu. Kenali caramu bertutur kata. Kenali caramu bertindak. Kenali caramu
menyelesaikan masalah. Kenali caramu mengendalikan emosi. Kenali caramu
berinteraksi dengan lingkungan. Kenali caramu mengambil keputusan dalam keadaan
terdesak atau dalam keadaan tenang, dimana letak perbedaannya. Kenali hal - hal
yang benar-benar kau sukai. Kenali hal-hal yang benar-benar kau benci. Dan
lainnya. Itulah langkah pertama. Kenali dirimu sebaik-baiknya.
Langkah kedua adalah berteman dengan sebanyak-banyaknya
orang. Sayang, saat aku katakan berteman dengan sebanyak-banyaknya orang, aku
tidak sedang memintamu untuk berteman secara gambling, tetaplah selektif dalam
berteman. Ingat, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik. Dan ini juga
bagian yang sangat penting untuk kau ingat. Bertemanlah dengan sebanyak-banyaknya orang, bukan sebanyak-banyaknya lawan jenis. Perlakukanlah setiap
orang dengan cara yang baik, benar dan tepat. Ini aneh tapi nyata, cinta bukan
sebuah entitas yang bisa kau dapatkan dengan berbuat baik. Jangan pernah
berpikir kau akan berhasil membuat seseorang mengejarmu hanya karena kau
memperlakukannya dengan baik. Itu konyol. Berteman dengan sebanyak-banyaknya
orang juga bukan berarti kau boleh dengan seenaknya menanam benih cinta dalam
setiap hati yang kau singgahi, tumbuh atau tidak itu urusan belakangan. Oh,
tidak. Itu murahan sekali, sayang. Orang-orang berkelas sepertimu tak
selayaknya berbuat sesuatu serendah itu. Dalam tahap ini, belajarlah dan
biasakan dirimu mengamati banyak orang. Itu salah satu hobi terbaikku, by the way.
Mengamati seseorang dari jauh itu, ah, ada sukaci(n)ta tersendiri yang bisa kau
dapatkan disana. Amatilah sebanyak-banyaknya orang. Amati caranya berpikir.
Amati caranya bertutur kata. Amati caranya bertindak. Amati caranya
menyelesaikan masalah. Amati caranya mengendalikan emosi. Amati caranya
berinteraksi dengan lingkungan. Amati caranya mengambil keputusan dalam keadaan
terdesak atau dalam keadaan tenang, dimana letak perbedaannya. Semakin lama kau
mengamatinya maka akan semakin baik hasilnya. Saat kau berhasil mengelompokkan
berbagai orang dengan kemiripan tertentu (kau bebas menggunakan standarmu dalam
mengklasifikasikan mereka), kau akan lebih mudah “membaca” mereka dan menemukan
cara yang tepat untuk menghadapi/ memperlakukan mereka. Kalau beruntung, kau
bahkan akan mampu “menebak” masa lalu mereka.
Langkah ketiga adalah fokuslah pada satu orang. Pengenalanmu
akan kebutuhanmu ditambah hasil dari pengamatanmu akan banyak orang PASTI akan
membawamu kepada satu pengerucutan; dia. PASTI dari sekian banyak orang – dalam
hal ini lawan jenis – yang kau amati, ada satu yang lebih “bersinar”
dibandingkan yang lain. Tolong garisbawahi bahwa “bersinar” yang kumaksud bukan
karena kulitnya berkilauan seperti Musa setelah bertemu dengan Allah, atau
karena ia memiliki kulit putih bersih bak model iklan sabun atau lotion yang
terkenal itu. Pasti ada satu orang, yang karena “sinar”nya, berhasil membuatmu
ingin memperhatikannya lebih daripada yang lain. Saat kau sudah menemukan orang
yang seperti itu, fokuslah mengamati dia. Fokuslah pada dia. Fokuslah pada.
Fokuslah. Fokus. Cari tau segala sesuatu tentang dirinya. Cari tau segala
sesuatu. Cari tau. Cari. Tau.
Selanjutnya? Ah, kau pasti sudah mahir sekali setelah ini.
Sederhananya, bagian ini menuntut kepekaan dan ketaatanmu. Mengapa? Karena
kepekaan dan ketaatan adalah dua senjata terbaik yang bisa menyelamatkanmu dari
jurang ketergesa-gesaan “jatuh cinta”. Kau tau, sayang? Jatuh cinta
sepertinya satu bagian yang paling mampu membuatmu menoleransi APAPUN, karena
itu berhati-hatilah, waspadalah, supaya kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan.
Roh memang penurut, tetapi daging lemah. Masalahnya, peka terhadap apa? Taat
terhadap apa?
Pekalah akan suara Allah – kau pasti sudah tahu bahwa cara
terbaik mendengar-Nya adalah dengan berdoa, TANGIANG; DOA dalam bahasa Batak, berasal
dari kata TANGI yang artinya MENDENGAR – dan taatlah akan kehendak-Nya. Dalam
bagian ini ada satu hal yang tidak bisa kau lepaskan; penyangkalan diri.
Artinya apa? Cari tau sendiri yaa, sayang. Haha.
Mungkin hanya ini yang bisa kusampaikan. Mengapa? Karena
akupun belum menemukan orang yang tepat itu. Mengapa? Ya, mungkin karena Ru
belum wisuda. Ini ga nyambung. Maaf.
Tapi sebenarnya, apakah pertanyaan di awal itu memang benar? Bagaimana caranya menemukan orang yang tepat?
Aku sendiri sebenarnya tidak berpendapat bahwa ini adalah
pertanyaan yang tepat. Tidak ada cara untuk menemukan orang yang tepat, sayang. Sederhananya, latihlah dirimu untuk berpikir, berkata, dan
bertindak seperti Kristus. Karena cerita cinta bukan berbicara tentang menemukan orang
yang tepat, tetapi menjadi orang yang tepat untuk ditemukan.
Selamat malam. Dimanapun kamu berada saat ini, Kristus mengasihimu.
Jadi kaka udah doa apa sekarang? :v, doa sama kah di tahun ini kak? :)
ReplyDeleteMasih doa umum, de ๐
DeleteKalau 2020 Tuhan perintahkan mendoakan seseorang, ya doakan. Kalau nggak, gakpapa juga. Kakak sih tergantung instruksi Komandan aja ๐